SM3T V UNP Sampai di Bandara Hassanuddin Makasar

SM3T!!! Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

SM3T V UNP Mendarat di Bandara Soekarno Hatta

SM3T!!! Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

SM3T V UNP @ Bandara Internasional Minangkabau

SM3T!!! Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

Rabu, 30 Desember 2015

Dari-mu, SM-3T Indonesia




Dari-mu, SM-3T Indonesia
Oleh Hasan Asyhari, S.Pd


Dari SM-3T daku belajar.
Belajar segala hal.
Belajar tentang arti kehidupan ini.

Dari SM-3T daku belajar.
Belajar untuk menjadi guru pribadi.
Belajar untuk menjadi dokter pribadi.
Belajar untuk menjadi seorang imam.
Belajar untuk menjadi perawat diri.
Belajar untuk menjadi penghibur hati.
Belajar untuk menjadi ayah sendiri.
Belajar untuk menjadi muslim sejati.


Di tengah minoritas ini,
Daku coba bangkit.
Daku coba menyirai.
Ungkapan Sunyi.


Di tengah krisis keintelektualan ini.
Daku coba tebang.
Melalui tangan budi.
Terima Kasih SM-3T Indonesia,
Cerdaslah Indonesia!
Jayalah Indonesia!
Makmurlah negeriku! 


(Kamis, 27 Agustus 2015 jam 15.16 WIT di Rumah Dinasku, Desa Kuadas)


Jumat, 25 Desember 2015

SMA N 9 Kabupaten Sorong




SMAN 9 Kab. Sorong merupakan salah satu sekolah menengah atas yang terletak di jalan Stefanus Malak Kampung Sailolof. Sekolah ini baru meluluskan satu angkatan siswanya. Bangunannya masih baru dan cuma ada 3 ruangan. untuk sementara ruang guru dan ruang kelas XII hanya di batasi oleh lemari.


Saat ini sudah mendapat bantuan 3 ruangan lagi. Pengerjaanya sudah rampung namun belum ada serah terima dengan piah sekolah, jadi belum bisa di gunakan. Begitu sudah.

Jumlah Siswa di sekolah ini 54 orang, yang terdiri dari 17 siswa kelas X, 26 siswa kelas XI dan 12 siswa kelas XII. Karena jumlah siswa kelas XI dan XII cuma cukup untuk satu kelas, maka untuk penjurusanya cuma IPA saja.

Jumlah guru yang mengajar adalah 8 orang dan di tambah 2 orang SM3T UNP. Guru yang mengajar di sana terdiri atas Kepala sekolah, 1 guru PNS yang sudah sejak awal mengajar di sana, 1 orang guru honor dan 5 orang Guru Garis Depan (GGD).

Credit Picts : Syamsul Hidayati

Traveling ke Doom Island

Doom Island...
Pulau padat penduduk yang kaya akan sejarah...
 
Untuk sampai ke pulau Doom kami harus naik taxi ke pelabuhan, baru setelah itu kami menyeberangi laut menggunakan kapal. Para penumpang perahu cukup membayar Rp. 5000 saja untuk sampai di pulau doom. Berhubung karena tak mau menunggu terlalu lama, akhirnya kami memilih untuk merental perahu dengan membayar sebesar Rp. 30.000.
Pemandangan diatas kapal sangat menganggumkan, air laut yang biru jernih, pemandangan yang luar biasa indahnya, ditambah banyaknya kapal-kapal besar yang berlabuh disana menambah kesan menakjubkan selama perjalanan.
 
Bang Sat senyumnya mana?? Wkwk
Berfoto diatas perahu
Sesampainya di pulau Doom kami langsung disambut oleh patung ikan lumba-lumba ^^
 
Sayang, cuma bertemu dengan patung saja, lumba-lumba nya menyusul ^^
Dari info yang kami dapatkan, katanya disini dulunya pusat ibu kota dan merupakan jajahan Belanda, pantas saja bangunan-bangunan disini sangat identik dengan gaya Belanda.
Masyarakat dipulau ini terbilang sangat ramah, hampir disetiap kami bertemu dengan penduduk setempat, kami selalu disapa dan diajak berfoto bersama ^^
Berfoto dengan masyarakat setempat
 Saya juga berkesempatan berfoto di rumah terapung, sungguh unik tinggal diatas laut. Namun, kondisi lingkungannya sungguh jorok sekali, karena dibawah rumah sudah dipenuhi oleh tumpukan sampah-sampah.
Sebelum pulang, kami menyempatkan untuk berfoto-foto dengan anak-anak di pulau ini. Mereka sangat senang diajak berfoto ^^ 
Berfoto dengan anak-anak setempat di lapangan tertua di Kota Sorong
 Inilah rupa-rupa anak pantai di pulau ini ^^
Keceriaan anak-anak pantai ^^
Salam SM3T 
Credit Picts: RIZKA FADILLA 

Akses Menuju Sailolof

Kampung sailolof merupakan tempat yang akan saya diami selama satu tahun ke depan.  Kampung sailolof terletak pada distrik salawati selatan yang merupakan suatu pulau kecil di kepulauan kepala burung ini. Untuk menuju ke sana bisaa di lalui dengan 2 akses, yah yang semuanya harus menyebrangi lautan.
1.      Alternatif pertama adalah dengan menumpang pada perahu masyarakat  yang akan membawa muatan ke kampung. Perahu yang biasa di gunakan di sebut  dengan ”jolor” yang bisa membawa muatan kurang lebih 12 ton.

Waktu tempuh yang di butuhkan untuk sampai ke seberang dengan jolor adalah paling cepat 8 jam. Selama waktu itu lah dapat menikmati bagaimana lautan papua yang kaya akan pulau kecil – kecilnya. Sepanjang perjalanan akan banyak di temui pulau kecil dengan pasir putih dan bakaunya. 


Tapi waktu 8 jam tidaklah singkat, duduk manis selama rentang waktu itu cukup menguras tenaga. Apabila penumpang tidak ramai, masih bisa sejenak untuk merebahkan badan di dalam jolor. Tapi demi tujuan yang  mulia semua akan terasa indah.
Dan akhirnya di sinilah jolor  tersebut akan berlabuh. Dermaga sailolof.

1.      Alternatif kedua yaitu dengan menumpang  nyebrang dengan boat perusahaan pertocina. Untuk sampai ke tempat penyebrangan, terlebih dahulu naik mobil selama 2 jam perjalanan. Selama perjalanan akan di suguhkan dengan jalanan baru yang masih tanah. Debu tebal beterbangan sepanjang jalan sampai-sampai apabila ada mobil di depan, maka mobil yang lain akan susah untuk melihat jalan. Sesampai di sana, akan menunggu  kapan waktu boat perusahaan akan nyebrang. Jadwal penyebrangan adalah pukul 05.00 WIT, kecuali pada hari kamis ada penyebrangan pukul 12.00 WIT.
Waktu penyebrangan sekitar 15 menit dan sampai di canal staging area. Disana akan naik mobil kembali dengan mobil L200 yang merupakan mobil humas petrocina.

Perjalanan dari canal menuju kampung memakan waktu 2 jam. Selama perjalanan akan di suguhkan debu yang sangat banyak dan jalanan yang tidak rata.

Credit Picts :  Syamsul Hidayati

Kamis, 24 Desember 2015

Malaumkarta My New Home

Malaumkarta...
Disinilah saya mengabdi untuk setahun kedepan.



Saya adalah salah satu guru SM-3T, saya mendapatkan penempatan  tugas di kampung Malaumkarta Distrik Makbon.  Saya ditugaskan mengajar di SMPN 24 Kab. Sorong, sekolah ini adalah sekolah yang baru saja didirikan dan ini tahun pertama sekolah ini menerima siswa. Berhubung sekolahnya masih baru jadi murid yang mendaftar pun sedikit, yakni berjumlah hanya 11 murid  dan itupun hanya 1 kelas yaitu tentunya kelas VII. Foto dibawah ini adalah gerbang sekolah, saya mengambilnya di pagi hari sembari menunggu murid datang ke sekolah. 



Setelah hampir semua siswa datang, saya mengambil foto kebersamaan kami didepan gerbang. Awalnya mereka malu-malu namun akhirnya mereka juga mau untuk berfoto.



Setelah selasai mengajar di sekolah biasanya saya mengisi waktu luang dengan menikmati indahnya pantai Malaumkarta. Pantai disini masih bersih dari polusi sampah bekas rumah tangga karena masyarakat di kampung sangat menjaga kebersihan  pantai ini.  



Selain bermain di pantai untuk mengisi waktu luang saya juga pergi melihat para mama di kampung untuk membuat sagu yang dijadikan papeda. Agar sagu bisa di konsumsi atau di buat berbgai macam makanan maka ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu menghancurkan sagu menjadi lebih halus kegiatan ini dikenal dengan Token Sagu, kemudian setelah dihaluskan sagu di remas untuk mengambil pati kemudian diendapakan beberapa hari. 




 Salam SM3T



Credit Picts: NOVIA LOLA PUTRI